SALJU

Senin, 08 Juni 2015

Cerpen Perempuan kunang-kunang putih



Perempuan kunang-kunang putih
Aku hidup di kegelapan malam. yang hitam aku muncul di sengak-sengak bagai tak ada satupun sinar menerangiku. tapi sungguh sempurna hidupku,  karena aku tercipta bercahaya, meskipun tak ada benda satupun yang dapat menerangiku tapi aku dapat menerangiku dengan cahayaku sendiri.
Dengan keputihan warna kulitku, dengan keelokan senyumanku, dengan kebaikan hatiku orang-orang menyukaiku bukan hanya  itu, aku mampu menerangi semua yang kusam kusam karena keyakinan aku mampu menjadi penerang di kegelapan malam.
Di malam hari aku menjadi guru di musola, dimana aku memberikan ilmuku yang sedikit ini kepada anak-anak yang kurang mampu, untuk belajar agama dan belajar umum karena biaya di desaku, hidup serba kekurangan yang sangat tidak adil, untungnya aku pernah di biayai belajar oleh Pamanku di pesantrenkan, di salah satu pondok selama 3 tahun tapi sayang keluargaku tak ada satupun yang beragama. dengan sungguh kadang melaksanakan perintah, bahkan sama sekali tidak bisa berbuat apa – apa karena watak keluargaku. keras aku tiap malam bangun untuk memohon kepada yang kuasa, agar kelak nanti semua keluargaku di beri hidayah.
Aku hanya bisa terbang kesana kemari, dengan menyinari pohon di sekelilingku yang  gelap, gersang tak mampu menyinari dirinya sendiri, tapi aku menyukainya karena di sititulah Aku berpijak dan mengayomi. andai aku semua itu bisa menyalurkan diriku yang bersinar untuk di berikan kepada pohon-pohon yang  gersang, gelap itu.
Terseok-seok ku bawa nasib baik ku ini. tapi satu hal yang membuat sedih kenapa hanya aku yang dapat bersinar kenapa tidak di sekelilingku juga. merasakan untuk menyinari dirinya sendiri. Apakah itu bertanda aku mampu untuk menyinari diriku dengan semua yang di sekelilingku juga.
Aku terus mengayomi keluargaku, dengan ilmu agamaku siang malam aku berdo’a agar kelak keluargaku di beri hidayah oleh yang kuasa, aku sadar diri ini siapa aku hanya orang biasa, yang di beri kekuasaan untuk mengenalmu, tuhan yang maha esa  lewat al qur’an dan agamaku, lewat kuasamu aku juga dapat memberikan nafkah pada keluargaku dengan bekerja di toko kitab agama. Tapi Aku sering beda fikiran itupun karena Aku sering menyinggung-nyinggung tentang agama.
Hujan pun begitu deras, seakan akan aku takut untuk keluar di bawah pohon yang besar aku berlindung, hujan pun reda tak lama kemudian siang pun Nampak, 2 hari suasana begitu dan bagus untuk pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan ternyata pohon yang biasa aku tempati setiap malam begitu rindang bagus, berbunga dan di pagi hari Nampak menampakkan sinarnya yang di barengi dengan keluarnya sinar matahari yang bersinar terang.
Seuasai aku pulang kerja, aku Nampak terkejut bahkan terbelongo heran karena, keluargaku yang di sertai ayah, ibu dan adikku sholat berjama’ah bersama. tak di sangka air mata ku menetes melihat keterkejutan itu aku pergi ke kamar mandi, wudhu,  sholat dan sujud sukur karena melihat hal yang aku tungu itu muncul juga yaitu hidayah Allah yang tak ternilai harganya, aku menangis terisak-isak merangkul semua keluargaku.
Tak di sangka kesabaranku selama ini berbuah manis karena keluargaku dapat seiman denganku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar